RELASI
Hubungan antara
anggota-anggota himpunan direpresentasikan dengan menggunakan struktur yang
disebut relasi. Untuk mendeskripsikan relasi antara anggota-anggota dua
himpunan A dan B, dapat digunakan pasangan terurut dengan anggota pertamanya
diambil dari A dan anggota keduanya diambil dari B. Karena ini merupakan relasi
antara dua himpunan, maka disebut relasi biner.
Misalkan A dan B
himpunan. Suatu relasi biner
dari A ke B adalah subhimpunan dari A´B.
n Untuk
relasi biner R berlaku R
AxB.
n Digunakan
notasi aRb untuk menyatakan (a,b)ϵR
dan aRb untuk menyatakan (a,b)
R.
n Jika
(a, b) merupakan anggota R, a dikatakan berelasi dengan b oleh R.
Contoh 1 :
Misalkan O
himpunan orang, A himpunan angkutan kota, dan N relasi yang mendeskripsikan
siapa yang menaiki angkot tertentu.
O
= {Budi, Adi, Malik, Wandi},
A
= {gejayan-malioboro (GM), tugu-kaliurang (TK), amplas-terminal (AT)}
N
= {(budi, GM), (adi, GM), (adi, TK), (malik, AT)}
Artinya budi
naik angkot ke gejayan-malioboro, adi naik angkot gejayan-malioboro, adi naik
angkot tugu-kaliurang, malik naik angkot amplas-terminal dan wandi tidak
menaiki salah satu dari angkot tersebut.
FUNGSI RELASI
Fungsi f dari A ke B
memasangkan tepat satu anggota B pada setiap anggota A. Graf dari f adalah himpunan
pasangan terurut (a,b) sehingga b = f(a). Karena graf dari f merupakan
subhimpunan dari AxB, maka graf merupakan relasi dari A ke B. Untuk setiap aϵA,
terdapat tepat satu pasangan terurut di dalam graf dengan a sebagai anggota
pertama. Sebaliknya, jika R suatu relasi dari A ke B sehingga setiap anggota A
merupakan anggota pertama dari tepat satu pasangan terurut di R, maka dapat
didefinisikan suatu fungsi dengan R sebagai grafnya.Ini dilakukan dengan
memasangkan pada setiap anggota aϵA
tepat satu bϵB
sehingga (a,b)ϵR.Relasi
adalah perumuman dari fungsi.
RELASI PADA HIMPUNAN
Suatu relasi pada himpunan A adalah relasi dari
A ke A. Relasi pada himpunan A adalah subhimpunan dari AxA.
Contoh 2.
Misalkan A = {1,
2, 3, 4}. Himpunan terurut manakah yang
terdapat dalam relasi
R = {(a, b) | a
< b}
Solusi. R = {(1,2) (1,3) (1,4) (2,3) (2,4)
(3,4)}
R
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
x
|
x
|
x
|
|
2
|
x
|
x
|
||
3
|
x
|
|||
4
|
Banyaknya
subhimpunan yang dapat dibentuk dari suatu himpunan dengan m anggota adalah 2m.
Jadi, ada 2n2 subhimpunan
dapat dibentuk dari AxA. Sehingga, dapat didefinisikan 2n2 relasi berbeda pada
A.
SIFAT RELASI
1.
Relasi R pada himpunan
A disebut refleksif jika
(a,a)ϵR
untuk setiap anggota aϵA.
Apakah relasi
berikut pada {1, 2, 3, 4} refleksif
R
= {(1, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3), (4, 4)}
tidak
R
= {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 3), (4, 4)}
ya
R
= {(1, 1), (2, 2), (3, 3)} tidak
Relasi R pada
himpunan A disebut simetris
jika (b,a)ϵR
setiap kali (a,b)ϵR
untuk setiap a,bϵA.
Relasi R pada
himpunan A disebut antisimetris
jika a = b setiap kali (a,b)ϵR
dan (b,a)ϵR.
Contoh :
Apakah relasi
berikut pada {1, 2, 3, 4}
simetris atau
antisimetris?
R = {(1, 1), (1,
2), (2, 1), (3, 3), (4, 4)} simetris
R = {(1, 1)} simetris
dan antisimetris
R = {(1, 3), (3,
2), (2, 1)} antisimetris
R = {(4, 4), (3,
3), (1, 4)} antisimetris
2.
Relasi R pada himpunan
A disebut transitif jika
setiap kali (a,b)ϵR
dan (b,c)ϵR,
maka (a,c)ϵR
untuk a,b,cϵA.
Apakah relasi
berikut pada {1, 2, 3, 4} transitif?
R = {(1, 1), (1,
2), (2, 2), (2, 1), (3, 3)} ya
R = {(1, 3), (3,
2), (2, 1)} tidak
R = {(2, 4), (4,
3), (2, 3), (4, 1)} tidak
MENGHITUNG RELASI
Relasi pada A
adalah subhimpunan dari AxA, yang memuat n2 anggota. Jadi, relasi
yang berbeda pada A dapat dibangun dengan memilih subhimpunan yang berbeda dari
n2 anggota, sehingga terdapat 2n2 relasi. Namun, suatu
relasi refleksif harus memuat n anggota (a,a) untuk setiap aϵA.
Konsekuensinya,
kita hanya dapat memilih di antara n2 – n = n(n – 1) anggota untuk
membangun relasi refleksif, sehingga terdapat 2n(n – 1) relasi.
KOMBINASI RELASI
Relasi adalah
himpunan, sehingga operasi himpunan dapat diaplikasikan. Jika ada dua relasi R1
dan R2, dan keduanya dari himpunan A ke himpunan B, maka terdapat
kombinasi R1
R2, R1
R2, atau R1 – R2 yang
merupakan suatu relasi dari A ke B. Misalkan R relasi dari A ke B dan S
relasi dari B ke C. Komposisi
dari R dan S adalah relasi yang memuat himpunan terurut (a,c), dengan aϵA,
cϵC, di mana terdapat anggota bϵB
sehingga (a,b)ϵR
dan (b,c)ϵS.
Komposisi dari R dan S dinotasikan oleh S°R.
Jika relasi R memuat pasangan (a, b) dan relasi S memuat pasangan (b,c), maka S°R memuat pasangan (a,c).
Contoh 4.
Misalkan D dan S
relasi pada A = {1, 2, 3, 4}.
D = {(a, b) | b
= 5 - a} “b sama dengan (5 – a)”
S = {(a, b) | a
< b} “a lebih kecil dari b”
D = {(1, 4), (2,
3), (3, 2), (4, 1)}
S = {(1, 2), (1,
3), (1, 4), (2, 3), (2, 4), (3, 4)}
S°D = {(2.4) (3,3) (3,4) (4,2)
(4,4) (4,4)}
D memetakan
suatu anggota a ke anggota (5 – a), dan setelah itu S memetakan (5 – a) pada
semua anggota yang lebih besar dari (5 – a), yang menghasilkan
S°D = {(a,b) | b
> 5 – a} atau S°D = {(a,b) | a + b > 5}.
Kuasa dari Relasi
Misalkan R
relasi pada himpunan A. Kuasa Rn,
n = 1, 2, 3, …, didefinisikan secara induktif
R1 =
R
Rn+1
= Rn°R
Dengan kata
lain:
Rn =
R°R° … °R (sebanyak n kali)
Relasi R pada A
transitif jika dan hanya jika Rn
R untuk setiap bilangan bulat
positif n.
Representasi Relasi
Beberapa cara
untuk merepresentasikan relasi: pasangan terurut.
Dua cara:
matriks nol-satu dan graf beraraf (digraf).
Jika R relasi
dari A = {a1, a2, …, am} ke B =
{b1, b2, …, bn}, maka R dapat direpresentasikan oleh matriks nol-satu MR = [mij] dengan
{b1, b2, …, bn}, maka R dapat direpresentasikan oleh matriks nol-satu MR = [mij] dengan
mij = 1, jika (ai,bj)ϵR,
dan
mij = 0, jika (ai,bj)
R.
Contoh.
Bagaimana
merepresentasikan relasi
R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2)} sebagai matriks nol-satu
R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2)} sebagai matriks nol-satu
Matriks MR
diberikan oleh
Sifat Matriks
Representasi Relasi
Matriks yang merepresentasikan relasi
refleksif? Setiap elemen diagonal dari matriks Mref haruslah 1.
Matriks yang
merepresentasikan relasi simetris? Matriksnya juga simetri, yaitu MR
= (MR)t.
matriks simetri, relasi simetris.
matriks
tak-simetri, relasi tak-simetris
Digraf
Graf berarah (atau digraf) memuat himpunan titik
(atau vertex) V dan himpunan E yang terdiri dari pasangan
terurut dari anggota-anggota V yang disebut sisi (atau arc). Vertex
a disebut vertex awal dari sisi
(a,b), dan vertex b disebut vertex
akhir dari sisi ini. Kita dapat menggunakan panah untuk mengilustrasikan
digraf.
Representasi
Relasi dengan Digraf
Contoh: Ilustrasikan digraph dengan V = {a, b,
c, d},
E = {(a, b), (a, d), (b, b), (b, d), (c, a), (c, b), (d, b)}.
E = {(a, b), (a, d), (b, b), (b, d), (c, a), (c, b), (d, b)}.
Sisi dalam
bentuk (b, b) disebut loop.
Relasi Inversi
Misalkan R adalah
relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers dari relasi R,
dilambangkan dengan R–1, adalah relasi dari B ke A
yang didefinisikan oleh
R–1 = {(b, a)
| (a, b) ÃŽ R }
Contoh Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita
definisikan relasi R dari P ke Q
dengan
(p,
q) ÃŽ R jika p
habis membagi q
maka kita peroleh
R
= {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }
R–1
adalah invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q ke P dengan
(q,
p) ÃŽ R–1 jika q adalah kelipatan dari p
maka kita peroleh
Mengkombinasikan Relasi
Karena relasi biner merupakan himpunan
pasangan terurut, maka operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan
beda setangkup antara dua relasi atau lebih juga berlaku.
Jika R1
dan R2 masing-masing
adalah relasi dari himpuna A ke
himpunan B, maka R1 Ç R2,
R1 È R2, R1 – R2,
dan R1 Ã… R2 juga adalah relasi dari A ke B.
Contoh Misalkan A = {a, b, c}
dan B = {a, b, c, d}.
Relasi R1
= {(a, a), (b, b), (c,
c)}
Relasi R2
= {(a, a), (a, b), (a,
c), (a, d)}
R1 Ç R2
= {(a, a)}
R1 È R2
= {(a, a), (b, b), (c,
c), (a, b), (a, c),
(a, d)}
R1 - R2 = {(b, b), (c, c)}
R2 - R1
= {(a, b), (a, c), (a,
d)}
R1
Ã…
R2 = {(b, b),
(c, c), (a, b), (a,
c), (a, d)}
Komposisi Relasi
Misalkan R
adalah relasi dari himpunan A ke
himpunan B, dan S adalah relasi dari himpunan B
ke himpunan C. Komposisi R dan S, dinotasikan dengan S o R, adalah relasi dari A ke C
yang didefinisikan oleh S o R = {(a, c) ½ a ÃŽ A,
c ÃŽ C,
dan untuk beberapa b ÃŽ B, (a,
b) ÃŽ R dan (b,
c) ÃŽ S }Komposisi relasi R dan S lebih
jelas jika diperagakan dengan diagram panah:
Fungsi
Misalkan A dan B himpunan. Relasi
biner f dari A ke B merupakan suatu
fungsi jika setiap elemen di dalam A
dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam B.
Jika f adalah fungsi
dari A ke B kita menuliskan
f : A ® B
yang artinya f
memetakan A ke B.
·
A disebut daerah asal (domain) dari f dan B disebut daerah hasil (codomain) dari f.
·
Nama
lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi.
·
Kita
menuliskan f(a) = b jika elemen a di dalam A
dihubungkan dengan elemen b di dalam B.
·
Jika f(a)
= b, maka b dinamakan bayangan (image) dari a dan a dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b.
·
Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f disebut jelajah
(range) dari f. Perhatikan bahwa jelajah
dari f adalah himpunan bagian (mungkin proper
subset) dari B.
MACAM-MACAM FUNGSI
FUNGSI INJEKTIF/INTO/SATU-KE-SATU
Fungsi f
dikatakan satu-ke-satu (one-to-one) atau injektif (injective) jika
tidak ada dua elemen himpunan A yang
memiliki bayangan sama.
Contoh Relasi
f = {(1, w),
(2, u), (3, v)}
dari A = {1,
2, 3} ke B = {u, v, w, x} adalah fungsi satu-ke-satu,
Tetapi relasi
f = {(1, u),
(2, u), (3, v)}
dari A
= {1, 2, 3} ke B = {u, v,
w} bukan fungsi satu-ke-satu, karena f(1) = f(2) = u.
FUNGSI
SURJEKTIF/ONTO/PADA
·
Fungsi
f dikatakan dipetakan pada (onto) atau surjektif (surjective) jika setiap elemen himpunan B merupakan bayangan dari satu atau
lebih elemen himpunan A.
·
Dengan kata lain seluruh elemen B merupakan jelajah dari f. Fungsi f disebut fungsi pada himpunan B.
Contoh Relasi
f = {(1, u),
(2, u), (3, v)}
dari A = {1,
2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi pada karena w tidak termasuk jelajah dari f.
Relasi
f = {(1, w),
(2, u), (3, v)}
dari A = {1,
2, 3} ke B = {u, v, w} merupakan fungsi pada karena semua
anggota B merupakan jelajah dari f.
Contoh Misalkan f : Z ® Z. Tentukan apakah f(x) = x2
+ 1 dan f(x) = x – 1 merupakan fungsi pada?
Penyelesaian:
(i) f(x)
= x2 + 1 bukan fungsi pada, karena tidak semua nilai bilangan
bulat merupakan jelajah dari f.
(ii) f(x) = x – 1 adalah
fungsi pada karena untuk setiap bilangan bulat y, selalu ada nilai x
yang memenuhi, yaitu y = x – 1 akan dipenuhi untuk x = y
+ 1.
FUNGSI
BIJEKTIF/KORESPONDENSI SATU-SATU
Fungsi f
dikatakan berkoresponden satu-ke-satu
atau bijeksi (bijection) jika ia fungsi satu-ke-satu/injektif/into dan juga fungsi pada/onto/surjektif.
Contoh Relasi
f = {(1, u),
(2, w), (3, v)}
dari A
= {1, 2, 3} ke B = {u, v,
w} adalah fungsi yang berkoresponden
satu-ke-satu, karena f adalah fungsi
satu-ke-satu maupun fungsi pada.
Contoh Fungsi f(x) = x
– 1 merupakan fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, karena f adalah
fungsi satu-ke-satu maupun fungsi pada.
Fungsi
satu-ke-satu, Fungsi pada,
bukan pada bukan satu-ke-satu
Buka fungsi
satu-ke-satu Bukan fungsi
maupun pada
FUNGSI
INVERS
Jika f
adalah fungsi berkoresponden satu-ke-satu dari A ke B, maka kita dapat
menemukan balikan (invers) dari f. Balikan fungsi dilambangkan dengan f –1. Misalkan a
adalah anggota himpunan A dan b adalah anggota himpunan B, maka f -1(b) = a jika f(a) = b.
Komposisi dari dua buah fungsi.
Misalkan g
adalah fungsi dari himpunan A ke
himpunan B, dan f adalah fungsi dari himpunan B
ke himpunan C. Komposisi f dan g, dinotasikan dengan f o g, adalah fungsi dari A ke C
yang didefinisikan oleh
(f o g)(a) = f(g(a))
Contoh Diberikan fungsi
g = {(1, u),
(2, u), (3, v)}
yang memetakan A
= {1, 2, 3} ke B = {u, v,
w}, dan fungsi
f = {(u, y), (v,
x), (w, z)}
yang memetakan B
= {u, v, w} ke C = {x,
y, z}. Fungsi komposisi dari A
ke C adalah
f o g =
{(1, y), (2, y), (3, x) }
Contoh Diberikan fungsi f(x) = x
– 1 dan g(x) = x2 + 1. Tentukan f o g dan g
o f .
Penyelesaian:
(i) (f
o g)(x)
= f(g(x)) = f(x2
+ 1) = x2 + 1 – 1 = x2.
(ii) (g o f)(x) = g(f(x)) = g(x – 1) = (x –1)2
+ 1 = x2 - 2x +
2.
0 komentar:
Posting Komentar