Kegiatan belajar mengajar dikelas bukanlah hanya
sebuah kegiatan transfer ilmu semata, tapi lebih jauh lagi dalam hal penyiapan
dan pembentukan generasi yang lebih kompenten pada bidang yang pilihnya.
Tentunya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dikelas tidaklah semudah
dalam sinetron yang "tiba-tiba" menjadi pintar tanpa upaya maksimal
baik dari guru, siswa , sekolah dan aspek lainnya yang mempengaruhi pendidikan
itu sendiri. Dibutuhkan dukungan dari semua aspek yang menjadi faktor penentu
keberhasilan kegiatan belajar mengajar disekolah dan salah satunya adalah
tingkat kemampuan guru dalam menemukan dan melayani perbedaan individu siswa
yang mengalami kesulitan belajar.
1. Identifikasi
Identifikasiadalahsuatukegiatan yang
diarahkanuntukmenemukansiswa yang mengalamikesulitanbelajar,
yaitumencariinformasitentangsiswadenganmelakukankegiatanberikut:
a.
Data dokumenhasilbelajarsiswa.
b.
Menganalisisabsensisiswa di
dalamkelas.
c.
Mengadakanwawancaradengansiswa.
d.
Menyebarangketuntukmemperoleh data
tentangpermasalahanbelajar.
e.
Tesuntukmemperoleh data
tentangkesulitanbelajarataupermasalahan yang dihadapi.
2. Diagnosis
Diagnosisadalahkeputusanataupenentuanmengenaihasildaripengolahan data tentangsiswa yang mengalamikesulitanbelajardanjeniskesulitan yang dialamisiswa. Diagnosis inidapatberupahal-halsebagaiberikut:
Diagnosisadalahkeputusanataupenentuanmengenaihasildaripengolahan data tentangsiswa yang mengalamikesulitanbelajardanjeniskesulitan yang dialamisiswa. Diagnosis inidapatberupahal-halsebagaiberikut:
a. Keputusanmengenaijeniskesulitanbelajarsiswa
b. Keputusanmengenai
factor-faktor yang menjadisumbersebab-sebabkesulitanbelajar
c. Keputusanmengenaijenismatapelajaranapa
yang menjadikesulitanbelajar
Kegiatan
diagnosis dapatdilakukandengancara ;
a. Membandingkannilaiprestasiindividuuntuksetiapmatapelajarandengan
rata-rata nilaiseluruhindividu
b. Membandingkanprestasidenganpotensi
yang dimilikiolehsiswatersebut
c. Membandingkannilai
yang diperolehdenganbatas minimal tujuan yang diharapkan.
3.
Prognosis
Prognosismenunjukpadaaktifitaspenyusunanrencanaatau program yang diharapkandapatmembantumengatasimasalahkesulitanbelajarsiswa. Prognosis inidapatberupa:
Prognosismenunjukpadaaktifitaspenyusunanrencanaatau program yang diharapkandapatmembantumengatasimasalahkesulitanbelajarsiswa. Prognosis inidapatberupa:
a. Bentuktreatmen
yang harusdiberikan
b. Bahanataumateri
yang diperlukan
c. Metode yang
akandigunakan
d. Alat bantu
belajarmengajar yang diperlukan
e. Waktukegiatandilaksanakan
4.
Terapiataupemberianbantuan
Terapidisiniadalahpemberianbantuankepadaanak yang mengalamikesulitanbelajarsesuaidengan program yang telahdisusunpadatahap prognosis. Bentukterapi yang diberikanantara lain melalui:
Terapidisiniadalahpemberianbantuankepadaanak yang mengalamikesulitanbelajarsesuaidengan program yang telahdisusunpadatahap prognosis. Bentukterapi yang diberikanantara lain melalui:
a. Bimbinganbelajarkelompok
b. Bimbinganbelajar
individual
c. Pengajaran
remedial
d. Pemberianbimbinganpribadi
Selainhal di
atas, dalam
upaya meningkatkan pelayanan pendidikan terhadap siswa yang masing-masing
individunya berbeda, maka seorang guru yang profesional harus memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1.
Menemukan perbedaan individu siswa
Setiap individu siswa berbeda satu dengan
lainnya, hal ini pengaruhi banyak faktor yang membentuk kepribadian setiap
siswa. Perbedaan individu siswa dapat dikelompokan menjadi:
a.
Perbedaan vertikal yaitu perbedaan pada
segi fisik setiap individu, misal; tinggi - sedang - pendek, gemuk - sedang -
kurus, sehat - tidak sehat dan lain sebagainya.
b.
Perbedaan horizontal yaitu perbedaan
pada segi psikis dan sosial setiap individu, misal; kemampuan, bakat, minat,
emosi, hasil belajar dan lain sebagainya.
Perbedaan
individu diatas dipengaruhi oleh faktor keturunan (bakat) dan faktor
lingkungan. Perbedaan ini merupakan hal penting yang harus diketahui oleh guru
karena perbedaan ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan metode belajar
yang tepat dalam proses belajar mengajar dikelas. Guru haruslah teliti dalam
mencari dan menemukan perbedaan yang ada pada siswa, terutama
perbedaan-perbedaan yang menonjol. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam
proses belajar mengajar dan dalam memberikan pelayanan terhadap siswa agar
mampu menemukan dan mengembangkan potensi yang ada dimiliki oleh siswa.
2.
Memberikan pelayanan terhadap perbedaan
individu siswa
Setelah guru menemukan perbedaan-perbedaan
dari setiap individu, maka langkah berikutnya adalah melakukan perencanaan dan
pelaksanaan program pengajaran yang disesuaikan dengan perbedaan tersebut agar
setiap individu mampu berkembang sesuai dengan kemampuan dan kecepatan yang
dimiliki oleh masing-masing individu siswa. Mengajar siswa dengan kemampuan
belajar cepat akan berbeda dengan mengajar siswa dengan kemampuan belajar
kurang/lambat. Kemampuan yang berbeda dari setiap individu memerlukan pelayanan
tersendiri bagi guru dalam upaya penyesuaian program pengajaran yang akan
dibuat dan dilaksanakan.Tetapi hal ini tidaklah mudah bahkan sangat sulit
dilaksanakan bagi mereka yang belum terbiasa dalam upaya pelayanan terhadap
perbedaan individu siswa.
Kesulitan-kesulitan yang paling mudah kita
temukan dalam lingkungan disekitar kita misalnyaterbatasnya waktu yang
disediakan oleh sekolah dalam suatu pertemuan pembelajaran di kelas akan
membuat guru tidak maksimal dalam menemukan dan melayani siswa sesuai dengan
perbedaan setiap individu walaupun hal ini sudah direncanakan dalam program
pengajaran yang akan atau sedang dilaksanakan. Jika kesulitan-kesulitan yang
dihadapi ini memang sangat sulit dipecahkan maka guru tidak perlu memaksakan
diri sampai diluar batas kemampuannya. Minimal guru mampu melaksanakan pada
tahap yang dapat dilaksanakannya, misalnya terhadap siswa yang memiliki
kemampuan cepat dalam menyerap materi pelajaran maka guru bisa saja memberinya
materi atau tugas tambahan untuk dikerjakannya diluar sekolah, sedangkan siswa
yang memiliki kemampuan kurang maka guru dapat memberinya materi yang sesuai
untuknya. Siswa yang memiliki bakat menonjol bisa di beri kesempatan atau diberi
fasilitas untuk mengembangkannya sedangkan siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar maka perlu dibantu agar siswa tersebut dapat mengatasi kesulitannya.
Dan perludikembangkan menurut keadaan dan kemampuan dilingkungan sekolahnya
masing-masing.
3.
Melakukan diagnosis kesulitan belajar
siswa
Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang
sama dalam menerima materi yang diajarkan oleh seorang guru. Guru hendaknya
memberikan perhatian khusus terhadap siswa-siswa yang memiliki tingkat
kemampuan rendah dengan berusaha menemukan dan mengatasi kesulitan belajar
siswa dengan men-diagnosis kesulitan belajar siswa tersebut. Dan jika tingkat
kesulitan belajarnya sangat sulit diidentifikasi maka tidak ada salahnya meminta
bantuan guru lain atau guru yang berkompeten dalam hal ini dan ini biasanya
guru BK.
4.
Anjuran menggunakan obat-obatan dan
terapi yang tersedia
Sekarang ini banyak anak yang menderita
gangguan pemusatan perhatian yang merupakan salah satu bentuk kesulitan belajar
dan mereka memperoleh manfaat dari terapi obat-obatan. Tiga macam obat-obatan
yakni Ritalin (methylphenidate), Dexedrine (dextroamphetamine), dan Cylert
(pemoline), dtelah sokses digunakan. Meskipun demikian obat-obatan ini
merupakan stimulan dengan ketegori yang sama dengah obat diet. Obat-obatan
tersebut dapat meredakan kegelisahan, namun dalam jangka waktu tertentu dapat
meningkatkan kemampuan sang anak untuk memusatkan perhatian. Obat-obatan
tersebut juga dapat membantu mengendalikan dorongan hati yang meledak-ledak
serta perilaku hiperaktif. Tentunya penngunaan obat-obatan tersebut sesuai
dengan dosis atas anjuran dari dokter yang menangani.
Selain obat-obatan yang dianjurkan dokter,
terdapat pula terapi oleh dokter atau spesialis. Beberapa terapi kelihantnnya
terdengar olmiah dan masuk akal, tetapi sebagian diantaranya adalah murni
perdukunan atau penipuan, maka kita harus hati-hati. Berikut adalah terapi yang
tidak terbukti efektif dalam menangani anak-anak penderita lambat belajarbatau
gangguan pemusatan belajar (kesulitan belajar), yaitu megavitamin, lensa
berwarna, diet khusus, diet gula-gula, dan rangsangan atau manipulasi pada
tubuh.
5.
Orang tua turut mengembangkan rasa
percaya diri pada anak dan kemampuan untuk membangun relasi yang sehat dengan
orang lain.
6. Menumbuhkan harapan yang positif pada
diri anak.
* Tulisan TerkaitBK-Belajar :: Tentang Kesulitan Belajar, Faktor Kesulitan Belajar, Jenis Kesulitan Belajar,
0 komentar:
Posting Komentar