Pages

Sabtu, 29 September 2012

Himpunan


H I M P U N A N

Kumpulan data (objek) inilah yang selanjutnya didefinisikan sebagai himpunan. Pada bab ini akan dibahas tentang definisi dan keanggotaan suatu himpunan, operasi himpunan dari beberapa jenis himpunan.
1 Definisi dan Keanggotaan Suatu Himpunan
Himpunan (set) merupakan sekumpulan objek-objek yang berbeda yang dapat didefinisikan dengan jelas. Objek di dalam himpunan dinamakan unsur atau anggota himpunan. Keanggotaan suatu himpunan dinyatakan oleh notasi ’’.
Contoh  :
A = {x, y, z}
x A : x merupakan anggota himpunan A.
w A : w bukan merupakan anggota himpunan A.
Ada beberapa cara dalam menyatakan himpunan, yaitu :
a. Mencacahkan anggotanya (enumerasi)
Dengan cara ini, himpunan tersebut dinyatakan dengan menyebutkan semua
anggota himpunannya di dalam suatu kurung kurawal.
Contoh  :
- Himpunan empat bilangan ganjil pertama: A = {1, 3, 5, 7}.
- Himpunan lima bilangan prima pertama: B = {2, 3, 5, 7, 11}.
- Himpunan bilangan asli yang kurang dari 50 : C = {1, 2, ..., 50}
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
b. Menggunakan simbol standar (baku)
Suatu himpunan dapat dinyatakan dalam suatu simbol standar (baku) yang telah
diketahui secara umum oleh masyarakat (ilmiah).
Contoh  :
N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
K = himpunan bilangan kompleks
Himpunan yang universal (semesta pembicaraan) dinotasikan dengan U.
Contoh  :
MisalkanU = {1, 2, 3, 4, 5}
dan A = {1, 3, 5} merupakan himpunan bagian dari U
c. Menuliskan kriteria (syarat) keanggotaan himpunan
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan kriteria (syarat)
keanggotaan himpunan tersebut. Himpunan ini dinotasinya sebagai berikut :
{ x syarat yang harus dipenuhi oleh x }
Contoh  :
(i) A adalah himpunan bilangan asli yang kecil dari 10
A = { x | x ≤ 10 dan x N } atau A = { x N | x ≤ 10 }
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
(ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah matematika diskrit}
Atau
M = { x adalah mahasiswa | ia mengambil kuliah matematika diskrit}
d. Menggunakan Diagram Venn
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan cara menuliskan anggotanya dalam
suatu gambar (diagram) yang dinamakan diagram venn.
Contoh  :
Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn:
Jumlah unsur dalam suatu himpunan dinamakan kardinalitas dari himpunan tersebut. Misalkan, untuk menyatakan kardinalitas himpunan A ditulis dengan notasi:
n(A) atau A
 Contoh  :
(i) B = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 10 },
atau B = {2, 3, 5, 7 } maka lBl = 4
(ii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka lAl = 3
Jika suatu himpunan tidak mempunyai anggota, dengan kata lain dengan kardinalitas himpunan tersebut sama dengan nol maka himpunan tersebut dinamakan himpunan kosong (null set). Notasi dari suatu himpunan kosong adalah : atau {}

Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A merupakan suatu himpunan yang unsur-unsurnya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri. Himpunan kuasa dinotasikan oleh P(A). Jumlah anggota (kardinal) dari suatu himpunan kuasa bergantung pada kardinal himpunan asal. Misalkan, kardinalitas himpunan A adalah m, maka P(A) = 2m.
Contoh :
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P() = {}, sementara itu himpunan kuasa dari himpunan {} adalah P({}) = {, {}}.
Pernyataan A B digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian (subset) dari B yang memungkinkan A = B.
Dua buah himpunan dikatakan sama jika memenuhi kondisi berikut :
A = B jika dan hanya jika setiap unsur A merupakan unsur B dan sebaliknya setiap unsur B merupakan unsur A.
Untuk menyatakan A = B, yang perlu dibuktikan adalah A adalah himpunan bagian dari B dan B merupakan himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A B.
atau  A = B ô€ƒ™ A B dan B A

2 Operasi Himpunan
Ada beberapa operasi himpunan yang perlu diketahui, yaitu : irisan , gabungan, komplemen, selisih dan beda setangkup.
a. Irisan (intersection)
Irisan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘∩ ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan yang tidak saling lepas, maka
A B = { x | x A dan x B }
Jika dinyatakan dalam bentuk diagram Venn adalah :
Contoh  :
1. Misalkan A = {2, 3, 5, 7, 11} dan B = {3, 6, 9, 12},
maka A B = {3}
2. Misalkan A adalah himpunan mahasiswi TI UPY dan B merupakan
himpunan wanita lanjut usia (50 tahun ke atas)
maka A B = .
Hal ini berarti A dan B adalah saling lepas atau A // B.
b. Gabungan (union)
Gabungan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan, maka
A B = { x | x A atau x B }
Jika dinyatakan dalam bentuk diagram Venn adalah :
Contoh  :
(i) Jika A = { 2, 3, 5, 7} dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 }, maka A B = { 1, 2, 3, 4, 5, 7}
(ii) A = A
c. Komplemen (complement)
Komplemen dari suatu himpunan merupakan unsur -unsur yang ada pada himpunan
universal (semesta pembicaraan ) kecuali anggota himpunan tersebut. Misalkan A
merupakan himpunan yang berada pada semesta pembicaraan U, maka komplemen dari
himpunan A dinotasikan oleh :
A͑ = { x | x U dan x A }
Jika dinyatakan dalam b entuk diagram Venn adalah :
Contoh :
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A c = {2, 4, 5, 6, 8}
jika A = { x U | x habis dibagi dua /2,4,6,8}, maka Ac= { 1, 3, 5, 7, 9 }

d. Selisih (difference)
Selisih antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘– ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan, maka selisih A dan B dinotasikan oleh
A B = { x | x A dan x B } = A ∩ B͑
Contoh  :
Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 3, 5, 7}, maka A B = { 1, 4, 6, 8, 9 ,10}
dan B A =
e. Beda Setangkup (Symmetric Difference)
Beda setangkup antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘ ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan, maka beda setangkup antara A dan B dinotasikan
oleh :
A B = (A B) – (A B)
= (A B) (B A)
Jika dinyatakan dalam bentuk diagram Venn adalah :Notasi:
Contoh :
Jika A = { 2, 3, 5, 7} dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 },
maka A B = { 1, 4, 7 }
Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut:
(a) A B = B A (hukum komutatif)
(b) (A B ) C = A (B C ) (hukum asosiatif)
f. Perkalian Kartesian (cartesian product)
Perkalian kartesian antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘× ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan, maka perkalian kartesian antara A dan B
dinotasikan oleh :
A × B = {(a, b) ⏐ a A dan b B }
Contoh  :
(i) Misalkan C = {1, 2, 3}, dan D = { a, b }, maka
C × D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
A × B = himpunan semua titik di bidang datar
Misalkan ada dua himpunan dengan kardinalitas berhingga, maka kardinalitas himpunan hasil dari suatu perkalian kartesian antara dua himpunan tersebut adalah perkalian antara kardinalitas masing-masing himpunan. Dengan demikian, jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka:
lA × Bl = lAl . lBl.
Pasangan terurut (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) ≠ (b, a). Dengan
argumen ini berarti perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu
A × B B × A
dimana A atau B bukan himpunan kosong.
Jika A = atau B = , maka
A × B = B × A =
Hukum-hukum yang berlaku untuk operasi himpunan adalah sebagai berikut :
1. Hukum identitas:
A = A
A ∩ U = A
2. Hukum null/dominasi:
A =
A U = U
3. Hukum komplemen:
A A͑ = U
A A͑ =
4. Hukum idempoten:
A A = A
A A = A
5. Hukum involusi:
  (A)= A
6. Hukum penyerapan (absorpsi):
A (A B) = A
A ∩ (A B) = A
7. Hukum komutatif:
A͑ B͑ = B A
A͑ B͑ = B A
8. Hukum asosiatif:
A (B C) = (A B) C
A ∩ (B C) = (A B) ∩ C
9. Hukum distributif:
A (B C) = (A B) ∩ (A C)
A ∩ (B C) = (A B) (A C)
10. Hukum De Morgan:
BA= B A
B A= BA
11. Hukum komplemen
= U
- U͑ =

Diolah dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar